Event Dikaitkan

  • Ulang Tahun Grup Band Kalender Sylvania Error Antisos: Desember 23, 2018

Penulis Topik: Grup Band Kalender Sylvania Error Antisos akan Berulang Tahun ke-19  (Dibaca 5156 kali)

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Offline cotrans

  • Global Moderator
  • Newbie
  • *****
  • Tulisan: 20
  • Karma: +2/-0
  • Jenis kelamin: Pria
    • Lihat Profil
    • MISTERI PRIVE
Grup Band Kalender Sylvania Error Antisos akan Berulang Tahun ke-19
« pada: Desember 06, 2018, 10:10:02 AM »
Namo amitabha.


Grup band Kalender Sylvania Error Antisos (Kalender SEA) akan berulang tahun yang ke-19 pada tanggal 23 Desember 2018 nanti.  Grup band ini lahir pada tanggal 23 Desember 1999 atas prakarsa dua orang anak, yaitu Dodo dan Roni.  Grup band asal Jogja ini telah meluncurkan 21 buah album, ditambah dengan sebuah album spesial yang terletak di antara album ke-18 dan album ke-19.  Setelah menyelesaikan album ke-21, grup band ini beristirahat sejenak dengan cara membuat grup band pendamping, yaitu MKSEA, yang berisi lagu-lagu yang tidak seutuhnya buatan sendiri.  Untuk merayakan ulang tahun ini, grup band ini akan mengadakan pesta besar-besaran yang meriah.  Akhir-akhir ini, untuk mengisi waktu, grup band ini sedang aktif membuat midi-techno-music dengan menggunakan software Guitar Pro 5 untuk 22 lagu yang terdiri dari lagu-lagu buatan sendiri maupun lagu-lagu buatan musisi lain.  Hingga kini, para penggemar masih menantikan diluncurkannya album ke-22.

Om santi santi om.



Kunjungi situs kami . . .

http://misteri.indonesianforum.net

Offline cotrans

  • Global Moderator
  • Newbie
  • *****
  • Tulisan: 20
  • Karma: +2/-0
  • Jenis kelamin: Pria
    • Lihat Profil
    • MISTERI PRIVE
Re:Grup Band Kalender Sylvania Error Antisos akan Berulang Tahun ke-19
« Jawab #1 pada: Desember 16, 2018, 03:53:12 PM »
Namo Buddhaya.

KALENDER / SEA adalah sebuah grup musik band asal Jogja yang beranggotakan dua orang, yaitu Bernardus Fernando Andri Relantya (Dodo, Nando) dan Richard Tao Roni Hutagalung (Roni, Tao). Grup band ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1994 yang waktu itu bernama DYRD, singkatan dari Didit-Yogi-Roni-Dodo. Nama KALENDER baru muncul pada hari Kamis, 23 Desember 1999 oleh ucapan spontan dari Dodo ketika diminta menyebutkan nama band di studio musik MBS Condongcatur, Yogyakarta. Nama SEA adalah singkatan dari tiga kata, yaitu Sylvania-Error-Antisos. Nama Sylvania muncul pada bulan Juli 1999. Nama Error-Antisos muncul pada pertengahan tahun 2003. Hingga kini, 15 Oktober 2018, band ini sudah memiliki 21 album. Urutan perubahan nama band ini adalah (1) DYRD, (2) Sylvania, (3) Kalender, (4) DR (Dodo-Roni), (5) Error-Antisos, (6) Sylvania Error-Antisos, (7) Sylvania EA, dan (8) Kalender SEA. Situs-situs resmi band ini antara lain adalah

http://kalender-sea.blogspot.com

http://roni.scienceontheweb.net/kalender-sea.php

http://roni.scienceontheweb.net/lirik/index.php

http://roni.scienceontheweb.net/situs_resmi/kalendersea.php

https://soundcloud.com/kalender-sea

https://soundcloud.com/kalender-sea-2

https://soundcloud.com/kalender-sea-the-best

Beberapa lagu KALENDER / SEA dapat didengarkan di beberapa situs tersebut.

Om santi santi om.



Kunjungi situs kami . . .

http://misteri.indonesianforum.net

Offline cotrans

  • Global Moderator
  • Newbie
  • *****
  • Tulisan: 20
  • Karma: +2/-0
  • Jenis kelamin: Pria
    • Lihat Profil
    • MISTERI PRIVE
Re:Grup Band Kalender Sylvania Error Antisos akan Berulang Tahun ke-19
« Jawab #2 pada: Desember 16, 2018, 03:55:37 PM »
Namo Buddhaya.

This is a band dedicated to the nation of Indonesia and of the world, with semi-simple and semi-honest arrangements and lyrics. This band are two children of Indonesian who want to produce a masterpiece, we play music not for the market industry of music dedication. We would like to dedicate the best we could do.
---
Our Respect
KALENDER / SEA

kalender-sea.blogspot.co.id/

This is a band which was made in December 1999. We will play some songs carefully and effectively. Thank you for the attention. God bless.

Om santi santi om.



Kunjungi situs kami . . .

http://misteri.indonesianforum.net

Offline cotrans

  • Global Moderator
  • Newbie
  • *****
  • Tulisan: 20
  • Karma: +2/-0
  • Jenis kelamin: Pria
    • Lihat Profil
    • MISTERI PRIVE
Re:Grup Band Kalender Sylvania Error Antisos akan Berulang Tahun ke-19
« Jawab #3 pada: Desember 16, 2018, 04:10:21 PM »
Namo Buddhaya.

\section{Liburan Natal 1999 dan Lebaran 2000}

Ketika caturwulan II kelas III SLTP pada tahun 1999, dalam rangka menyambut bulan puasa Ramadhan, kali ini sekolah kami, SLTP Sanata Dharma Depok Yogyakarta, menambah jatah libur dari yang semula satu minggu saja menjadi tiga minggu lebih tiga hari, menyesuaikan dengan sekolah negeri yang diliburkan selama lima minggu.  Bahkan, libur puasa dan Lebaran kali ini melewati libur Natal dan Tahun Baru Milenium III.  Sekolah kami libur mulai Kamis, 23 Desember 1999 sampai dengan Minggu, 16 Januari 2000.  Kami masuk sekolah kembali pada hari Senin, 17 Januari 2000.

Pengalaman liburan kami bermula dari hari-hari sebelum liburan dimulai.  Ketika itu, puasa Ramadhan sudah dimulai, tetapi sekolah kami belum libur.  Pada waktu itu, saya selalu bangun pagi-pagi sekali sekitar jam lima pagi untuk sedikit belajar menghafalkan catatan pelajaran sekolah, setelah itu saya sedikit menonton televisi yang kebetulan saat itu sedang dimainkan musik gitar klasik akustik yang nada-nadanya masih saya hafal sampai sekarang.  Setelah itu, saya biasanya keluar rumah untuk melihat sungai di dekat rumah saya yang agak meluap akibat hujan deras semalam, bersama teman saya, Oni.  Biasanya, pada pagi-pagi sekali, setiap bulan puasa, terdengar bunyi \textit{lem bumbung}, istilah yang dikatakan oleh Oni.  Waktu itu adalah hari-hari yang sangat menggembirakan, karena sebentar lagi tibalah waktunya libur Ramadhan, Natal, Tahun Baru Milenium III, dan Lebaran, sehingga \textit{suit-suit} pun sudah semakin membahana, diiringi oleh lagu berlirikkan "Ya ya ya, Christmas Day bla bla bla.  Uuuuuu." dari radio yang selalu menemani belajar saya yang selalu terngiang di telinga saya.  Hari-hari pun berlangsung menyenangkan.

Pada tanggal 18 Desember 1999 yang jatuh pada hari Sabtu, ketika sore hari, saya dan Dodo, saudara sepupu sekaligus teman saya, bersepakat untuk mengadakan rekaman lagu-lagu ciptaan kami sendiri di rumah saya, yaitu album "Kujaga".  Kami hanya bermodalkan sebuah gitar nilon akustik dan beberapa buah kaleng dan toples serta dua buah bolpoin sebagai pengganti drum, serta tak lupa alat rekam berupa radio tip yang dilengkapi oleh dua buah mik.  Waktu itu, kami rekaman dengan bahagia mengingat liburan panjang yang meriah segera menjelang.  Suasana waktu itu yang jelas sangat menyenangkan sekali.  Saat rekaman, kami menyanyikan 12 lagu ciptaan kami sendiri, yaitu (1) Adik, (2) Berkhayal, (3) Reformasi, (4) Kisah, (5) Padang Pasir, (6) Kujaga, (7) Lebih Baik Sakit, (8) Makan, (9) Kapan Budhalmu, (10) Sepak Bola, (11) Haruskah Kujalani Hidup (H.K.H.), dan (12) Kucingku.  Lagu nomor (1) sampai dengan nomor (8) sudah kami nyanyikan pada bulan Juli 1999 ketika liburan kenaikan kelas.  Akhirnya jadilah satu album sederhana dalam satu kaset kecil berisi 12 lagu yang singkat-singkat.  Setelah selesai menggarap satu album tersebut, kami berdua membuat es jus alpukat dan meminumnya sambil melepas lelah dan mendengarkan kaset kecil tersebut.

Pada hari Senin, Selasa, dan Rabu, di saat hari-hari terakhir kami masuk sekolah, kami sangat bersemangat sekali menyongsong liburan yang segera tiba.  Pada hari Rabu siang, sepulang dari sekolah hari terakhir sebelum libur, saya dan Dodo berboncengan naik motor berkeliling desa-desa yang lumayan jauh, yaitu di kecamatan Ngemplak dan Cangkringan.  Kami melewati kolam ikan dan kaki gunung yang hawanya sejuk dan lumayan dingin.  Setelah puas kami naik motor, kami kembali ke Minomartani, tempat tinggal kami.  Sebelum pulang ke rumah saya, kami berdua mampir sejenak untuk jajan bakso di warung bakso di desa kami.  Waktu itu, kami melihat seorang bapak-bapak sedang makan bakso.  Dodo pun berkata kepada saya, "\textit{Bapak-bapak-e kuwi mau mesti agamane nek ora Kristen, Katolik, Hindu, Budha.}", mengingat waktu itu masih siang hari di bulan puasa.

Sore harinya, kami berdua bersepakat untuk rekaman lagi seperti pada Sabtu sore lalu.  Kali ini, kami menggarap lagu-lagu yang sedang terkenal saat itu di kalangan anak-anak muda dan remaja.  Waktu itu, kami menggarap lagu (1) Sheila on 7 - Dan, (2) Sheila on 7 - Kita, (3) Sheila on 7 - J.A.P., (4) Sheila on 7 - Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki, (5) Boomerang - Bawalah Aku, (6) Boomerang - Kisah, (7) SlanK - Nggak Mau Percaya, (8) SlanK - Bela Diri, (9) SlanK - Siapa yang Salah, (10) dOt - Jangan-Jangan, dan (11) Tipe-X - Genit.  Rekaman kami yang kedua ini berlangsung dengan sangat meriah sekali dan sangat menyenangkan.  Akhirnya, kami berhasil menyelesaikan setengah dari kaset yang lebih besar untuk lagu-lagu tersebut.  Dodo sendiri sampai meminjam kaset tersebut karena hasil rekamannya saking bagusnya.

Esok harinya, hari Kamis, 23 Desember 1999, kami mulai libur.  Saya dan Dodo sudah bersepakat untuk memainkan beberapa lagu dari ke-12 lagu kami di studio MBS Condongcatur.  Oleh karena itu, sekitar jam 9 pagi, kami berdua berangkat dari rumah masing-masing menuju ke terminal Mino untuk naik kol Kopades menuju ke Condongcatur.  Kami turun di suatu tempat di Condongcatur, lalu berjalan kaki menuju Studio MBS.  Setelah sampai di studio tersebut, kami langsung menboking jam masuk kepada petugas studio tersebut.  Ketika ditanya oleh petugas studio tersebut, apa nama \textit{band} tersebut, secara spontan, Dodo pun menjawab, "Kalender".  Setelah itu, kami berdua masuk ke ruangan studio tersebut.  Di dalam ruangan tersebut, saya memegang gitar listrik, sedangkan Dodo memegang \textit{drum}.  Kami mencoba memainkan beberapa lagu ciptaan kami, meskipun tidak direkam.  Mula-mula, kami memainkan lagu "Sepak Bola" yang dikarenakan merupakan lagu baru ciptaan kami yang sangat asyik dimainkan.  Setelah itu, kami memainkan lagu "Kujaga", dikarenakan merupakan lagu yang kami rencanakan menjadi lagu \textit{top hit} dari ke-12 lagu dalam album tersebut.  Selanjutnya, kami memainkan lagu-lagu ciptaan kami yang lain hingga jam sewa studio selesai.

Sore harinya, saya dan Dodo bersepakat untuk rekaman lagi, dan berharap berlangsung meriah juga seperti rekaman sebelumnya.  Tetapi, rasa-rasanya entah mengapa suasana kali ini berlangsung begitu sepi dan sangat tidak meriah.  Meskipun demikian, kami tetap memaksakan diri untuk rekaman.  Kali ini kami menggarap tiga buah lagu, yaitu (1) Busku, (2) Yogyanira, dan (3) Dua Satu, dengan aransemen yang masih spontan dan seadanya.  Kali ini Dodo tidak ingin meminjam kaset hasil rekaman ini.

Waktu itu adalah hari persiapan Natal dan pesta perak Budhe Suster Rosaline yang akan diadakan pada hari Selasa, 28 Desember 1999.  Ketika itu, saya dan Dodo sudah sangat senang sekali, tetapi mendadak suasana menjadi tegang dan kelabu ketika ibu saya mengatakan, "Budhe Suster mau terbang.".  Waktu itu, yang ada dalam bayangan saya, di sore hari di Semarang, tepatnya di beranda Rumah Sakit Elisabeth, Budhe Suster dan semua keponakan-keponakan dan sanak saudara sudah berkumpul, setelah itu Budhe Suster berpamitan kemudian terbang ke angkasa dihadapan para keponakan dan sanak saudara yang hadir di situ, sambil diiringi dua versi lagu yang berbeda, yaitu "Bagai Rajawali" dan "Padi - Seperti Kekasihku".

Pada hari Jum'at malam, 24 Desember 1999, ketika misa malam Natal di gereja St. Petrus dan Paulus Minomartani, beberapa saudara kami datang untuk bermalam di rumah kami, misalnya Tante Ning dan Nana, sekalian ikut misa malam Natal di gereja kami.  Waktu itu, telah dibuat "Gua Milenium", serta Yogi, teman kami menjadi misdinar membawa wiruk.  Lagu pembukaannya adalah "Angkatkanlah Kepalamu", serta ada lagu yang belum pernah dinyanyikan pada misa malam Natal tahun-tahun sebelumnya, yaitu "Tuhan Datang di Malam Suram" yang lumayan asyik.  Seusai misa, Romo paroki kami, yaitu Romo Yere, mengumumkan bahwa di depan gereja telah disediakan minuman botol plastik kecil bermerek "Bee Jelly".

Sepulang dari gereja, Dodo saya ajak menginap di rumah saya, mumpung ada beberapa saudara saya yang juga menginap di rumah saya.  Sebelum tidur, kami berdua rekaman lagi.  Kali ini, kami tidak menggarap lagu, melainkan menggarap sebuah cerita yang sangat menyeramkan tentang kematian.  Tetapi, Dodo akhirnya tidak jadi menginap, lalu pulang ke rumahnya setelah menginap.

Pagi harinya, Sabtu, 25 Desember 1999, kami ke gereja.  Kebetulan, Dodo bertugas misdinar.  Di rumah saya bertambah lagi saudara-saudara saya yang datang, misalnya Uda Leven.

Keesokan harinya, Minggu, 26 Desember 1999, bapak dan ibu saya beserta Tante Ning, Nana, dan sebagainya berangkat ke Semarang, karena kebetulan akan diadakan pesta perak kolektif para suster, yang salah satunya adalah Budhe Suster Rosaline, dalam bentuk misa yang bertepatan dengan Pesta Keluarga Kudus.  Ketika pulang, yang kembali ke rumah hanya bapak dan ibu saya, sedangkan Tante Ning, Nana, dan sebagainya, sudah menginap terlebih dahulu di penginapan Rumah Sakit Elisabeth Semarang.

Pada hari Senin, 27 Desember 1999, sore hari, saya, Dodo, bapak dan ibu saya, Evi, Pakdhe Dodo, dan Budhe Dodo, berangkat ke Semarang naik mobil.  Di perjalanan, kami menyetel kaset album "Kujaga" yang beberapa hari yang lalu kami garap.  Dalam pikiran saya waktu itu, terbayang bahwa kami sedang berada di beranda Rumah Sakit Elisabeth Semarang di sore hari menjelang petang, yang diiringi lagu "Sheila on 7 - Terlintas Dua Kata".

BERSAMBUNG

Nderek langkung.



« Edit Terakhir: Desember 16, 2018, 04:15:56 PM oleh cotrans »
Kunjungi situs kami . . .

http://misteri.indonesianforum.net

Offline cotrans

  • Global Moderator
  • Newbie
  • *****
  • Tulisan: 20
  • Karma: +2/-0
  • Jenis kelamin: Pria
    • Lihat Profil
    • MISTERI PRIVE
Re:Grup Band Kalender Sylvania Error Antisos akan Berulang Tahun ke-19
« Jawab #4 pada: Desember 16, 2018, 04:13:40 PM »



Kunjungi situs kami . . .

http://misteri.indonesianforum.net

Offline Roni

  • Administrator
  • Newbie
  • *****
  • Tulisan: 40
  • Karma: +2/-0
  • Jenis kelamin: Pria
    • Lihat Profil
    • Situs Pribadi
  • Agama: Katolik
  • Bidang Minat Fisika: Fisika Matematis
Re:Sylvania Error Antisos Band Calendar Group Will Celebrate Its 19th Anniversar
« Jawab #5 pada: Desember 26, 2024, 06:21:17 PM »
Om Swastyastu.

\section{Christmas Holiday 1999 and Eid Holiday 2000}

During the second quarter of grade III of junior high school in 1999, in order to welcome the fasting month of Ramadhan, this time our school, SLTP Sanata Dharma Depok Yogyakarta, increased the holiday quota from the original one week to three weeks plus three days, adjusting to public schools that were closed for five weeks. In fact, this fasting and Eid holiday passed the Christmas and New Year holidays of the Millennium III. Our school was closed from Thursday, December 23, 1999 to Sunday, January 16, 2000. We went back to school on Monday, January 17, 2000.

Our holiday experience began from the days before the holiday began. At that time, the fasting month of Ramadhan had begun, but our school had not yet closed. At that time, I always woke up very early in the morning around five in the morning to study a little to memorize school notes, after that I watched a little television which happened to be playing classical acoustic guitar music whose notes I still memorize to this day. After that, I usually go out of the house to see the river near my house which is slightly overflowing due to the heavy rain last night, with my friend, Oni. Usually, very early in the morning, every fasting month, the sound of \textit{lem bumbung} is heard, a term used by Oni. At that time, it was a very happy day, because soon it would be the time for the Ramadan, Christmas, New Year's Day, and Lebaran holidays, so the \textit{suit-suit} was getting louder, accompanied by a song with the lyrics "Ya ya ya, Christmas Day bla bla bla. Uuuuuu." from the radio that always accompanied my studies and always rang in my ears. The days went by happily.

On December 18, 1999 which fell on a Saturday, in the afternoon, Dodo and I, my cousin and friend, agreed to hold a recording of our own songs at my house, namely the album "Kujaga". We only had an acoustic nylon guitar and some cans and jars and two ballpoint pens as a substitute for drums, and of course a recording device in the form of a radio tip equipped with two microphones. At that time, we recorded happily considering the long holiday that was approaching. The atmosphere at that time was clearly very pleasant. During the recording, we sang 12 songs of our own creation, namely (1) Adik, (2) Berkhayal, (3) Reformasi, (4) Kisah, (5) Padang Pasir, (6) Kujaga, (7) Lebih Baik Sakit, (8) Makan, (9) Kapan Budhalmu, (10) Sepak Bola, (11) Harus Kujalani Hidup (H.K.H.), and (12) Kucingku. Songs number (1) to number (8) we had sung in July 1999 during the class promotion holiday. Finally, it became a simple album on one small cassette containing 12 short songs. After finishing working on that one album, the two of us made avocado juice and drank it while relaxing and listening to the small cassette.

On Monday, Tuesday, and Wednesday, during our last days of school, we were very excited to welcome the holidays that were coming soon. On Wednesday afternoon, after returning from school on the last day before the holidays, Dodo and I rode a motorbike around the villages that were quite far away, namely in the Ngemplak and Cangkringan sub-districts. We passed fish ponds and the foot of the mountain where the air was cool and quite cold. After we were satisfied riding the motorbike, we returned to Minomartani, where we lived. Before going home to my house, the two of us stopped for a moment to buy meatballs at a meatball stall in our village. At that time, we saw a man eating meatballs. Dodo said to me, "\textit{My fathers must be religious, whether they are Christian, Catholic, Hindu, Buddhist.}", considering that it was still daytime during the fasting month.

In the afternoon, we both agreed to record again like last Saturday afternoon. This time, we worked on songs that were popular at that time among young people and teenagers. At that time, we worked on the songs (1) Sheila on 7 - Dan, (2) Sheila on 7 - Kita, (3) Sheila on 7 - J.A.P., (4) Sheila on 7 - Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki, (5) Boomerang - Bawalah Aku, (6) Boomerang - Kisah, (7) SlanK - tidak mau Percaya, (8) SlanK - Bela Diri, (9) SlanK - Siapa yang Salah, (10) dOt - Jangan-Jangan, and (11) Tipe-X - Genit. Our second recording took place very lively and was very enjoyable. Finally, we managed to finish half of the larger cassette for these songs. Dodo himself even borrowed the cassette because the recording results were so good.

The next day, Thursday, December 23, 1999, we started our holiday. Dodo and I had agreed to play several songs from our 12 songs at the MBS Condongcatur studio. Therefore, at around 9 am, we both left our respective homes to the Mino terminal to take the Kopades bus to Condongcatur. We got off somewhere in Condongcatur, then walked to the MBS Studio. After arriving at the studio, we immediately booked our entry time with the studio officer. When asked by the studio officer what the name of the \textit{band} was, Dodo spontaneously answered, "Kalender". After that, we both entered the studio room. In the room, I held an electric guitar, while Dodo held the \textit{drums}. We tried to play several songs of our own, although they were not recorded. First, we played the song "Sepak Bola" because it was a new song of ours that was really fun to play. After that, we played the song "Kujaga", because it was the song we planned to be the \textit{top hit} of the 12 songs on the album. Next, we played other songs we had written until the studio rental hours were over.

In the afternoon, Dodo and I agreed to record again, and hoped that it would be as lively as the previous recording. However, for some reason, the atmosphere this time was so quiet and not very lively. Even so, we still forced ourselves to record. This time we worked on three songs, namely (1) Busku, (2) Yogyanira, and (3) Dua Satu, with arrangements that were still spontaneous and simple. This time Dodo did not want to borrow the cassette of the recording.

At that time it was the day of preparation for Christmas and Aunt Rosaline's silver anniversary which would be held on Tuesday, December 28, 1999. At that time, Dodo and I were very happy, but suddenly the atmosphere became tense and gloomy when my mother said, "Auntie, Sister wants to fly." At that time, what I had in mind was, in the afternoon in Semarang, precisely on the veranda of Elisabeth Hospital, Aunt Suster and all the nieces and nephews and relatives had gathered, after that Aunt Suster said goodbye and then flew into the sky in front of the nieces and relatives who were present there, while being accompanied by two different versions of the song, namely "Bagai Rajawali" and "Padi - Seperti Kekasihku".

On Friday night, December 24, 1999, during the Christmas Eve mass at St. Peter and Paul Minomartani church, several of our relatives came to spend the night at our house, for example Aunt Ning and Nana, also attending the Christmas Eve mass at our church. At that time, the "Millennium Cave" had been made, and Yogi, our friend, became the altar server carrying the wiruk. The opening song was "Angkatkanlah Kepalamu", and there was a song that had never been sung at Christmas Eve masses in previous years, namely "Tuhan Datang di Malam Ram" which was quite cool. After mass, our parish priest, Father Yere, announced that small plastic bottles of "Bee Jelly" branded drinks had been provided in front of the church.

After church, I invited Dodo to stay overnight at my house, while there were some of my relatives who were also staying overnight at my house. Before going to bed, the two of us recorded again. This time, we did not work on a song, but instead worked on a very scary story about death. However, Dodo ended up not staying overnight, and went home after staying overnight.

In the morning, Saturday, December 25, 1999, we went to church. Incidentally, Dodo was on altar server duty. More of my relatives came to my house, for example Uda Leven.

The next day, Sunday, December 26, 1999, my father and mother along with Aunt Ning, Nana, and so on left for Semarang, because it happened that there would be a collective silver jubilee for the sisters, one of whom was Budhe Suster Rosaline, in the form of a mass that coincided with the Feast of the Holy Family. When we returned home, only my father and mother returned home, while Aunt Ning, Nana, and so on, had already stayed overnight at the Elisabeth Hospital in Semarang.

On Monday, December 27, 1999, in the afternoon, I, Dodo, my father and mother, Evi, Uncle Dodo, and Aunt Dodo, left for Semarang by car. On the way, we played the cassette of the album "Kujaga" that we had worked on a few days ago. In my mind at that time, I imagined that we were on the veranda of the Elisabeth Hospital in Semarang in the late afternoon, accompanied by the song "Sheila on 7 - Terlintas Dua Kata".

TO BE CONTINUED

Hosana in excelcis.



« Edit Terakhir: Desember 26, 2024, 06:48:05 PM oleh Roni »
Selamat datang di forum ini. :)