Om santi santi om.
Salam sejahtera bagi Bapak / Ibu / Saudara sekalian yang terkasih ….
Topik ini kami persembahkan bagi para penggemar, para mantan penggemar, dan siapa saja yang ingin menggemari Dragon Ball Z (DBZ) …, untuk sekedar
sharing bersama …. Terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang diberikan kepada kami ….
Ringkasan Cerita Dragon Ball Z[spoiler=keterangan]Ringkasan cerita ini diambil dari buku komik anime saga DBZ jilid 1 s.d. 42 karya Akira Toriyama oleh penerbit Elekmedia Komputindo sebagai referensi, yang dipakai sebagai sarana
sharing dan hiburan …, serta
bukan untuk diyakini kenyataannya apalagi diimani …. Cuplikan cerita yang dipilih di sini … sudah lulus sensor ….[/spoiler]
Di sebuah planet bernama planet Bezita, hiduplah sekelompok bangsa Saiya yang menganggap diri mereka sebagai bangsa terkuat di alam semesta [DBZ 25] …. Bangsa tersebut memiliki beberapa keunggulan, yaitu memiliki naluri bertarung sejak lahir [DBZ 18]; dapat berubah wujud menjadi monyet besar di kala kala melihat bulan purnama apabila memiliki ekor [DBZ 17]; serta berpeluang menjadi ksatria legendaris, yaitu Manusia Saiya Super [DBZ 27] …. Bangsa tersebut biasanya mengirimkan bayi-bayi yang baru lahir ke planet-planet lain agar supaya setelah dewasa mampu memusnahkan para penduduk di planet tersebut dan menjual planet tersebut [DBZ 17] …. Pada waktu itu …, ada beberapa bayi Saiya, di antaranya bernama Broly, Bezita dan Kakarrot …, yang dikirim ke planet lain …. Kebetulan, Kakarrot dikirim ke planet Bumi oleh orang tuanya dengan menggunakan pesawat bangsa Saiya [DBZ 17] …. Beberapa waktu kemudian …, ternyata ada makhluk yang lebih kuat daripada bangsa Saiya, yaitu Freeza, yang mampu menguasai planet Bezita dengan cara memperbudak bangsa Saiya [DBZ 25] …. Bangsa Saiya pun melakukan perlawanan terhadap Freeza …, namun apa daya …, seluruh bangsa Saiya di planet Bezita, termasuk orang tua Bezita dan Kakarrot, pun tewas dikalahkan Freeza …, dan planet Bezita pun dihancurkan Freeza [DBZ 25] ….
Ketika Kakarrot tiba di Bumi …, pesawat Kakarrot ditemukan oleh seorang kakek bernama Songohan [DBZ 17] …. Kakarrot pun diambilnya dari pesawat tersebut kemudian diasuhnya, serta diberikan nama Songoku olehnya, serta diangkat menjadi cucu Songohan [DBZ 17] …. Peringai Songoku sangat liar dan kasar dan susah diatur … sehingga membuat Songohan kewalahan dalam mengasuhnya [DBZ 17] …. Sampai pada suatu saat …, Songoku tanpa sengaja jatuh ke jurang hingga kepalanya terbentur dan terluka [DBZ 17] …. Sejak saat itu …, peringai Songoku berubah total menjadi cukup baik [DBZ 17] …. Namun …, pada suatu malam bulan purnama …, Songoku tanpa sengaja melihat bulan purnama, dan berubah menjadi monyet besar, hingga menewaskan Songohan, kakek angkatnya sendiri [DBZ 17] …. Setelah malam bulan purnama berakhir …, Songoku pun berubah kembali menjadi manusia, dan mendapati kakek angkatnya telah tewas …. Songoku sungguh tidak mengerti bagaimana kakek angkatnya bisa tewas …. Songoku pun menyimpan suatu kenangan yang dimiliki kakek angkatnya, berupa bola berkilau berbintang empat ….
Suatu ketika …, ketika sedang mencari makan di hutan …, Songoku bertemu dengan seorang anak gadis bernama Burma yang sedang berhenti mengendarai mobilnya [DBZ 1] …. Songoku sangat heran mengapa Burma berbeda dengan dirinya … karena sejak diasuh oleh Songohan, Songoku belum pernah melihat perempuan [DBZ 1] …. Mereka pun berkenalan hingga Burma diajak Songoku mampir ke rumah Songohan, kakek angkatnya [DBZ 1] …. Di rumah Songohan …, Burma melihat sebuah bola berkilau berbintang empat, dan ia ingin memilikinya [DBZ 1] …. Kata Burma …, bola tersebut adalah Dragon Ball, yang apabila dikumpulkan sampai tujuh buah maka dapat mengabulkan satu permintaan [DBZ 1] …. Mula-mula, Songoku tidak rela jika bola tersebut dimiliki Burma, karena bola itu merupakan satu-satunya kenangan terhadap kakek angkatnya [DBZ 1] …. Namun, akhirnya Songoku memperbolehkan Burma mengambilnya …, dan sejak saat itu mereka berteman, lalu memulai petualangan untuk mencari enam bola serupa lainnya [DBZ 1] ….
… ~ bersambung ~ …
Om Swastyastu.